Setelah Harta, Kemudian Tahta dan Terakhir Wanita
6.10.16 artikel islami, islam, kehidupan, motivasi
Ini cerita masih tentang harta atau kekayaan. Ini masih cerita tentang orang yang kaya dan banyak memiliki harta. Memang, salah satu yang ada dalam diri manusia itu adalah nafsu. Jika nafsu itu dapat dia tundukkan, maka jadilah dia seorang yang lebih baik dari malaikat. Namun jika nafsu tersebut menjadi tuan didalam dirinya, maka jadilah dia budak nafsu. Nafsu manusia itu lebih condong kepada tiga hal yaitu harta, tahta dan wanita. Setelah manusia itu mendapatkan harta yang bayak alias menjadi orang yang kaya, maka yang ada dalam benaknya kemudian adalah tahta atau jabatan atau kedudukan. Dan setelah keduanya diperoleh maka yang terakhir adalah wanita.
![]() |
Sumber: Google |
Suatu hari saya pernah berbincang denagn seorang Calon Legislatif. Dia merupakan sosok yang kaya. Dia memiliki banyak rumah dan banyak harta lainnya. Lalu saya iseng menanyakan mengapa dia ingin menjadi legislative sedangkan harta yang dia miliki sudah melimpah ruah? Dia hanya menjawab “ saya sudah memiliki harta, namun saya juga ingin merasakan menjadi pejabat”. Nah, mungkin itulah yang kebanyakan orang kaya inginkan. Setelah mendapatkan harta, maka jabatan adalah incaran selanjutnya.
Banyak sekali kasus seperti yang saya ceritakan diatas. Lihatlah para elit politik yang bertarung di Negara Indonesia ini. Lihatlah pengurus-pengurus partai di Negara ini. Siapa mereka? Mereka adalah orang-orang yang kaya walaupun kadang dan seringnya mereka tidak mau disebut sebagai orang kaya padahal jika dibandingkan dengan harta kekayaan PNS golongan II, maka harta yang dia miliki sangat jauh banyaknya. Lantas, apa yang mereka inginkan dengan menjadi pengurus partai? Yang pertama adalah untuk membangun relasi bisnis dan untuk mempertahankan kekayaan yang dia miliki. Yang kedua adalah untuk mendapatkan jabatan.
Kemudian banyak juga kita lihat dan mendengar pemberitaan baik itu dimedia cetak maupun elektronik. Seorang pengusaha sukses menjadi calon gubernur. Seorang pengusaha menjadi pengurus partai ini. Seorang pengusaha menjadi legislatif. Seorang pengusaha menjadi kepala daerah. Dan masih banyak lagi lainnya. Setelah menjadi pejabat, apalagi yang mereka inginkan? Wanita. Ya, wanita. Selagi menjabat memang tidak terdengar bahwa dia memiliki banyak harta. Selagi menjabat memang dia tidak terdengar memiliki banyak istri. Namun setelah KPK bergerak. Apa yang terjadi. Ternyata si A banyak sekali hartanya. Rumahnya ada dimana-mana. Dan ternyata, banyak juga istrinya. Haha… Komplit bukan? Ini bukan satu dua kasus yang terjadi dinegara kita, namun banyak kasus.
Banyak sekali kasus seperti yang saya ceritakan diatas. Lihatlah para elit politik yang bertarung di Negara Indonesia ini. Lihatlah pengurus-pengurus partai di Negara ini. Siapa mereka? Mereka adalah orang-orang yang kaya walaupun kadang dan seringnya mereka tidak mau disebut sebagai orang kaya padahal jika dibandingkan dengan harta kekayaan PNS golongan II, maka harta yang dia miliki sangat jauh banyaknya. Lantas, apa yang mereka inginkan dengan menjadi pengurus partai? Yang pertama adalah untuk membangun relasi bisnis dan untuk mempertahankan kekayaan yang dia miliki. Yang kedua adalah untuk mendapatkan jabatan.
Kemudian banyak juga kita lihat dan mendengar pemberitaan baik itu dimedia cetak maupun elektronik. Seorang pengusaha sukses menjadi calon gubernur. Seorang pengusaha menjadi pengurus partai ini. Seorang pengusaha menjadi legislatif. Seorang pengusaha menjadi kepala daerah. Dan masih banyak lagi lainnya. Setelah menjadi pejabat, apalagi yang mereka inginkan? Wanita. Ya, wanita. Selagi menjabat memang tidak terdengar bahwa dia memiliki banyak harta. Selagi menjabat memang dia tidak terdengar memiliki banyak istri. Namun setelah KPK bergerak. Apa yang terjadi. Ternyata si A banyak sekali hartanya. Rumahnya ada dimana-mana. Dan ternyata, banyak juga istrinya. Haha… Komplit bukan? Ini bukan satu dua kasus yang terjadi dinegara kita, namun banyak kasus.
![]() |
sumber: Google |
Orang yang banyak memiliki harta alias kaya, merasa bahwa dirinya belum terpandang dan belum menjadi orang yang “dituakan” karena belum memiliki jabatan. Oleh karena harta sudah diperoleh, maka kemudian yang didincar adalah jabatan yang dimaksudkan agar semua orang menghormatinya. Selain itu, dengan jabatan yang ada, maka usahanya untuk menambah harta kekayaan akan semakin mulus karena pengaruh jabatannya. Itulah manusia, tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Setelah jabatan apalagi? Uang sudah punya, kekuasaan sudah punya. Nah, wanitalah kemudian yang menjadi penggoda iman. Dengan harta yang banyak dan jabatan yang mentereng maka dengan mudah dia akan mendapatkan wanita. Ko mudah sih? Ya iya lah. Kan banyak cewe yang matre. Yang penting dapat uang melimpah, gak peduli siapa suaminya. Mau tua ke, mau mbah-mbah ke, yang penting banyak uangnya.
Setelah seseorang mendapatkan ketiga hal tersebut, apakah semuanya berakhir? Apakah dengan sudah merasakan ketiga macam tersebut dia akan puas? Jawabannya adalah tidak sama sekali. Manusia itu sering tidak merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Memiliki harta, maka dia akan mencari harta yang lebih banyak lagi. Sudah memiliki jabatan, maka dia akan menginginkan jabatan yang lebih tinggi lagi. Sudah mendapat jabatan tinggi, tentu saja ingin mempertahankannya sampai tetes darah penghabisan. Sudah mendapatkan wanita, tentu saja ingin menambah wanita lagi. Dan terus begitu. Seandainya sebuah gunung itu menjadi emas, maka niscaya manusia itu belum puas dan akan meminta lagi sebuah gunung lainnya menjadi emas. Begitu seterunya.
Inilah gambaran tentang harta, tahta dan wanita. Inti dari semua ini adalah rasa syukur kita kepada Tuhan atas apa yang telah diberikan. Kita harus bersyukur telah diberikan harta walaupun tidak berlimpah ruah karena masih banyak orang-orang yang hartanya jauh lebih sedikit dari kita. Kita harus bersyukur telah diberikan jabatan walaupun haya sebagai Kepala Rumah Tangga, karena diluar sana banyak yang menginginkan jabatan itu namun belum mendapatkannya (alias jomblo). Dan terakhir kita harus bersyukur memiliki Istri karena masih banyak jomblo yang berkeliaran diluar sana.
Setelah seseorang mendapatkan ketiga hal tersebut, apakah semuanya berakhir? Apakah dengan sudah merasakan ketiga macam tersebut dia akan puas? Jawabannya adalah tidak sama sekali. Manusia itu sering tidak merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Memiliki harta, maka dia akan mencari harta yang lebih banyak lagi. Sudah memiliki jabatan, maka dia akan menginginkan jabatan yang lebih tinggi lagi. Sudah mendapat jabatan tinggi, tentu saja ingin mempertahankannya sampai tetes darah penghabisan. Sudah mendapatkan wanita, tentu saja ingin menambah wanita lagi. Dan terus begitu. Seandainya sebuah gunung itu menjadi emas, maka niscaya manusia itu belum puas dan akan meminta lagi sebuah gunung lainnya menjadi emas. Begitu seterunya.
Inilah gambaran tentang harta, tahta dan wanita. Inti dari semua ini adalah rasa syukur kita kepada Tuhan atas apa yang telah diberikan. Kita harus bersyukur telah diberikan harta walaupun tidak berlimpah ruah karena masih banyak orang-orang yang hartanya jauh lebih sedikit dari kita. Kita harus bersyukur telah diberikan jabatan walaupun haya sebagai Kepala Rumah Tangga, karena diluar sana banyak yang menginginkan jabatan itu namun belum mendapatkannya (alias jomblo). Dan terakhir kita harus bersyukur memiliki Istri karena masih banyak jomblo yang berkeliaran diluar sana.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn
Harta , Tahta , Raisa haha
ReplyDeleteMantap gan Informasinya
http://goprosehat.blogspot.co.id/
Harta , Tahta , Raisa haha
ReplyDeleteMantap gan Informasinya
http://goprosehat.blogspot.co.id/