5 Tanda Anda Telah Diperbudak Harta

Harta adalah tujuan hidup bagi kebanyakan orang. Di zaman sekarang ini, dengan memiliki harta yang banyak maka seseorang akan mudah untuk mendapatkan semua yang diinginkan. Dengan harta seseorang bisa memiliki sebuah tahta, dengan harta seseorang dapat dengan mudah memiliki wanita. Apa sih yang tidak bisa dengan harta? Mungkin begitulah ungkapan yang bisa saya tuliskan untuk menggambarkan betapa besarnya peranan harta di zaman sekarang ini. Oleh karena itu, banyak sekali manusia yang selalu berusaha dan berupaya untuk mengejar dan mendapatkan harta yang banyak. Semua dilakukan agar memperoleh kenikmatan hidup di dunia. Baca Juga : Percayalah, Harta Bukan Jaminan Kebahagiaan

Kadangkala dan seringnya, setelah mendapatkan harta yang banyak alias sudah kaya raya, seseorang tersebut tidak mampu untuk menjadikan hartanya sebagai budak dan malahan dialah yang menjadi “budak” harta. Apapun “keinginan” harta selalu dia penuhi. Dia tidak mampu untuk “mengatur” harta yang telah dia dapatkan untuk kepentingan dirinya sendiri baik didunia maupun di akhirat. Yang ada dikepalanya hanya “terus” mencari dan terus mencari harta yang lebih banyak dan lebih banyak lagi. Hal ini membuat dia telah “diatur” oleh hartanya sendiri. Apa saja ciri-ciri atau tanda-tanda orang yang telah diperbudak harta? Berikut 5 Tanda Anda Telah Diperbudak Harta:

1. Tujuan Utama Hidup Adalah Memperoleh Harta yang Banyak
Tidak ada lagi yang lain didalam fikirannya selain bagaimana cara untuk memperoleh harta padahal harta yang diperolehnya sudah banyak. Dia akan selalu ingin menambah tumpukan hartanya. Yang ada dalam otaknya hanyalah “harta, harta dan harta”. Dia tidak lagi memikirkan bagaimana cara memperolehnya. Apakah itu halal ataupun itu haram. Yang penting bagi dia adalah mendapatkan harta. Lagi dan lagi. Walaupun rumahnya sudah banyak, mobil mewahnya sudah banyak, istrinya sudah cantik-cantik alias banyak juga, depositonya banyak dan saham dimana-mana, namun dia masih merasa perlu untuk menambah lagi kekayaanya. Dia tidak pernah merasa puas dengan harta yang sudah dimilikinya.

2. Sangat Mencintai Hartanya
Orang yang sangat mencintai hartanya akan selalu dihantui rasa ketakutan. Dia takut hartanya akan diambil atau dicuri orang. Dia takut sahamnya akan anjlok. Dia menjadi takut mobilnya tergores. Dia menjadi takut perusahaannya hancur. Dan lain sebagainya. Orang kaya seperti ini tidak akan memperoleh kebahagiaan dengan hartanya. Dia telah menjadi budak harta. Hartanya tidak akan membawa ketenangan dalam hidupnya. Yang ada di kepalanya adalah ketakutan kehilangan harta yang telah diperolehnya dan takut akan kemiskinan setelahnya.

3. Masih Merasa Miskin
Orang kaya yang merasa bahwa dirinya masih miskin akan selalu berusaha untuk menambah hartanya. Sebanyak apapun harta yang dimilikinya tetap saja dia merasa masih kurang dan ingin menambah lagi. Orang kaya seperti ini tidak akan merasakan nikmatnya harta yang telah dimilikinya. Orang seperti ini adalah orang yang tidak pernah bersyukur akan apa yang telah dimilikinya. 

4. Lupa Waktu
Mencari harta itu ada waktunya. Untuk keluarga itu ada waktunya. Untuk beribadah itu ada waktunya. Orang yang dipertuan oleh hartanya sendiri akan mencurahkan semua waktunya untuk mencari harta kekayaan. Baginya, waktu yang berjalan itu adalah uang. Dia akan terus bekerja dan melupakan sang pencipta yang telah memberikannya harta. Dia akan terus bekerja siang dan malam sehingga melupakan istri dan anaknya. Jadi, janganlah kita menjadi orang yang bekerja mencari uang dan melupakan waktu kita terhadap Tuhan dan Keluarga.

5. Kikir
Orang kaya tapi kikir, bukan hanya kikir kepada orang lain, namun juga kepada dirinya sendiri. Dia adalah seorang yang kaya, namun makanan yang dia makan Cuma bubur atau nasi tanpa lauk, seperti orang yang tidak punya, padahal harta yang dia miliki berlimpah ruah. Orang yang seperti ini tidak akan merasakan nikmatnya memiliki harta yang banyak. Dengan dirinya sendiri saja pelit apalagi dengan orang lain. Harta telah memperbudak nya.

Demikianlah ciri-ciri orang yang sudah diperbudak harta. Harta yang seharusnya membuat dia berbahagia dunia dan akhirat, telah menjadikan dia lupa diri dan lupa daratan sehingga akhirnya dia sendiri yang diperalat oleh harta.