Percayalah, Harta Bukan Jaminan Kebahagiaan

Didunia ini banyaknya harta dianggap sebagai sebuah tanda kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang. Banyak orang yang menganggap bahwa orang yang memiliki harta yang banyak akan memiliki kebahagiaan. Karena dengan banyaknya harta yang dimiliki akan memudahkan orang tersebut untuk meraih segala impiannya. Dengan harta orang bisa membeli apa saja. Dengan harta, di Indonesia ini orang bisa menjadi apa saja. Orang yang memiliki harta yang banyak bisa menjadi kepala daerah, bisa menjadi raja, bisa menjadi menteri, bisa menjadi ketua partai dan lain sebagainya. Ibaratnya, apapun yang dia inginkan, dengan harta yang banyak, semua bisa diperoleh dengan mudah. Dengan segala kemudahan yang diberikan oleh harta tersebut, banyak yang menganggap bahwa harta adalah jaminan dari kebahagiaan. Banyak yang menganggap harta adalah sebagai dasar pijakan sebuah kebahagiaan. Namun, ternyata anggapan itu salah. Coba kita simak uraian dibawah ini. Baca Juga: Ternyata Inilah Cara dan Amalan Agar Cepat Kaya

harta bukan jaminan kebahagiaan
Sumber: Google
Belum Tentu Tidurnya Tenang
Orang yang banyak harta akan selalu memikirkan bagaimana hartanya, amankah harta yang dia simpan? Amankah mobilnya digarasi? Amankah uangnya di bank? Trus bagaimana nanti jika uangnya habis? Bagaimana caranya agar uangnya bertambah? Bagaimana caranya agar ngemplang pajak agar tidak ketahuan? Nah inilah mungkin yang membuat orang yang banyak harta itu tidurnya tidak tenang karena selalu memikirkan hartanya. Apakah ini yang disebut bahagia?

berangkat pagi pulang malam
SUmber: Google
Kurangnya Waktu Bersama Keluarga
Orang yang banyak harta biasanya memiliki kesibukan yang lebih banyak dari orang lain. Orang seperti ini selalu sibuk mengumpulkan harta. Orang seperti ini akan sibuk mengahadiri acara ini dan itu, rapat ini dan itu. Berangkat subuh dan pulang malam. Sampai-sampai istri dan anak-anaknya kesepian dirumah tanpa kehadirannya. Waktu berangkat kerja, anak-anak masih tidur karena terlalu pagi berangkat kerjanya. Pas pulang kerja, anak-anak pun sudah tidur karena datangnya jam 11 malam. Anak-anak tumbuh besar tanpa dirinya karena di asuh oleh pembantu. Waktu bermain dengan anak sangat kurang. Waktu bercengkrama dengan keluarga sangat kurang. Kebahagiaan melihat tumbuh dan berkembangnya anak tidak bisa diperoleh karena terlalu sibuk mencari harta dan menumpuk harta. Apakah ini yang disebut bahagia?

perjodohan
Sumber: Google
Hidup Terkekang dan Tidak Bebas
Ini kaya drama korea neh, jika belum pernah nonton drama korea yah harus nonton dulu baru baca bagian ini. Hehehe…. Orang kaya raya biasanya banyak sekali peraturan didalam rumahnya. Tidak boleh inilah dan tidak boleh itulah. Trus yang menjadi anaknyapun akan merasa terkekang. Ketika anaknya besar, maka anaknyalah yang menjadi penerus kekayaannya. Sebagai penerus kekayaan tentu saja anaknya harus di didik sebagai pengganti yang sempurna. Anaknya dididik untuk menajadi seorang manajer yang tangguh untuk mengelola perusahaan. Walaupun kadang hal itu bertentangan dengan jiwa anaknya. Tidak semua anak memiliki cita-cita seperti orang tuanya. Mungkin saja, ketika anaknya “dipaksa” untuk menjadi seorang manajer, sedangkan hatinya memiliki keinginan untuk menjadi guru atau dokter. Trus yang terjadi adalah pemaksaan kehendak dan pemaksaaan kepada anak agar menjadi seorang yang diinginkan oelh orang tuanya. Bahagiakah anaknya? Tentu tidak bukan?. Trus dalam hal memilih jodoh neh. Seorang anak yang orang tuanya kaya raya biasanya tidak diizinkan untuk menikahi wanita atau pria dari kasta yang lebih rendah darinya. Orang tuanya akan sangat selektif untuk memilihkan jodoh bagi anaknya. Bagaimana jika anaknya mencintai wanita atau pria yang kastanya lebih rendah? Ya gak bakalan disetujui dan pastinya akan dipaksa menikah dengan orang yang kastanya setara atau lebih tinggi dengan maksud untuk mempertahankan dan melebarkan bisnis dan menggandakan tumpukan hartanya. Bagaiaman nasi anaknya? Yah, terpaksa lah dia menuruti kehendak arogan orang tuanya. Berbagiakah ini? Tentu saja tidak sodara-sodara. 

Takut Miskin
Satu hal yang sangat ditakuti oleh orang kaya adalah kemiskinan. Yap. Itulah juga yang menyebabkan orang kaya itu tidurnya sedikit dan tidak nyenyak. Mereka takut mejadi bangkrut dan jatuh menjadi miskin. Kemudian karena takut menjadi miskin, dia akan terus menerus memikirkan bagaimana caranya agar hartanya bertambah dan terus bertambah. Siang dan malam akan menjadi pikirannya. Apakah ini bahagia?

masunia paling pelit di dunia
Sumber: Google
Pelit atau Kikir
Orang kaya itu banyak juga yang tidak memiliki sifat kedermawanan alias kikir. Bahkan terkadang lebih kikir dari orang yang miskin. Trus kalo ngasih sumbangan kudu dilihat orang dan diliput TV dan Koran. Orang kaya yang kikir, kadangkala kikirnya tersebut bukan hanya untuk orang lain namun juga untuk dirinya sendiri. Demi terkumpulnya harta yang banyak dan berlimpah dia sendiri rela untuk makan tidak enak atau makan seadanya demi mengirit pengeluaran padahal dia banyak mempunyai uang. Tiap hari Cuma makan nasi dan ikan asin atau Cuma makan bubur. Bagaimana menurut anda? Apakah orang seperti itu berbahagia walaupun mempunyai harta yang banyak?

harta dan kesehatan
Sumber: Google
Harta VS Kesehatan
Banyak sekali saya mendengar kata orang-orang atau kabar burung neh. Si A itu kaya namun tidak bisa makan daging. Trus Si B itu kaya, namun tidak bisa makan ini dan makan itu. Si C itu kaya namun terkena kanker. Si D itu kaya namun kena Strok. Apa enaknya kaya jika sakit? Tidak ada kan? Kaya namun tidak menikmati kekayaan.

Mungkin itulah beberapa alasan mengapa harta itu bukanlah menjadi alasan sebuah kebahagiaan. Mencari harta itu untuk kehidupan. Bukan malah sebaliknya, hidup itu untuk mencari harta. Jika mencari harta untuk kehidupan maka orang tersebut tidak akan pernah dipusingkan dengan harta. Jika dia sudah memperoleh harta yang mencukupi untuk menghidupi keluarganya maka dia akan merasa cukup dan bersyukur. Jika hidup untuk mencari harta, maka seluruh waktu dan kehidupannya akan dia jadikan untuk mencari harta. Tiak ada kebahagiaan jika seluruh hidupnya ditujukan hanya untuk mencari harta. Semoga bermanfaat.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "Percayalah, Harta Bukan Jaminan Kebahagiaan"

  1. ikhsan maulana1 October 2016 at 14:33

    iya saya jadi mengerti mas.. memang betul kali yah orang kaya akan selalu memikirkan hartanya.. karena mungkin dia sudah terbiasa kaya mas, jadi harta mereka sebagian tidak di sumbangkan ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. mata dunia1 October 2016 at 20:42

      kayanya seperti itulah mas. bahkan yang lebih parahnya neh, banyak orang kaya yang masih merasa bahwa dia masih miskin sehingga lupa diri dan lupa daratan untuk selalu mecari harta

      Delete
    Reply
  • Gopro Sehat17 October 2016 at 09:40

    Setuju banget gan sama artikel ini .
    http://goprosehat.blogspot.co.id/

    ReplyDelete
  • Add comment
    Load more...

Pembaca yang Bijak adalah Pembaca yang selalu Meninggalkan Komentarnya Setiap Kali Membaca Artikel. Diharapkan Komentarnya Yah.....