PERTARUNGAN POLITIK JAKARTA MINGGU INI
3.8.16 politik, unik
Hingga detik terakhir, Basuki dan tim pendukungnya saya kira memang tak akan berhenti mendekati PDI-P agar ikut memberikan dukungan. Bukan karena ia benar-benar membutuhkan dukungan itu, mengingat saat inipun ia sudah mengantongi dukungan yang cukup dari Golkar, Nasdem dan Hanura, melainkan hanya untuk memastikan bahwa dia tidak akan menghadapi lawan berat pada Pilkada tahun depan.

Basuki dan timnya, termasuk tiga partai politik pendukungnya, tentu sudah berhitung bahwa jika sampai PDI-P mengajukan calon sendiri, mereka benar-benar harus bekerja keras untuk menang. Semua isapan jempol yang terlanjur diumbar selama ini, bahwa Basuki adalah figur kuat yang akan melenggang pada pemilihan tahun depan, bisa jungkir balik begitu saja.
Kalkulasi sederhananya begini. Skenario pertama, dengan jumlah kursi yang dimilikinya, PDI-P bisa saja mengajukan pasangan calonnya sendiri, tak perlu mengajak partai lain. Jika partai ini sampai mengajukan nama yang populer untuk menantang Basuki, katakanlah Risma, itu akan menjadi kabar buruk buat Basuki. Popularitasnya sejauh ini memang hanya di halaman media, tak berbeda dengan popularitas Joko Widodo dulu.
Belum lagi jika Gerindra bisa menggalang dukungan partai-partai lain, yaitu PKS, PAN, PPP, PKB, yang kesemuanya bercorak religius, dan koalisi ini bisa menarik nama Ridwan Kamil sebagai perekat sentimen, Pilkada DKI benar-benar tak akan segampang seperti yang sejak lama dipercaya oleh Basuki dan pendukungnya. Duet Sandi-Ridwan, atau Ridwan-Sandi, akan membuat Pilkada DKI tak mudah diprediksi. Apalagi jika Partai Demokrat turut dalam biduk.
Skenario kedua adalah jika PDI-P tak mengajukan calonnya sendiri, baik karena alasan rasional, perhitungan jejaring jangka panjang, maupun karena rendah hati. Jika ini terjadi, kemungkinan terbesar adalah PDI-P dan Gerindra akan berduet kembali seperti pada Pilkada DKI 2012. Duet Risma-Sandi jelas sangat ceroboh sekali untuk diremehkan. Ini merupakan skenario terburuk buat Basuki.

Skenario ketiga adalah jika Basuki dan cukong-cukongnya bisa membeli dukungan PDI-P. Jika ini terjadi, langkah Basuki akan sangat tergantung pada langkah yang akan diambil Gerindra. Jika Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bisa menjahit partai-partai religius yang tersisa, termasuk dengan Demokrat, dan gabungan partai ini bisa memilih figur yang tepat untuk disandingkan dengan Sandiaga Salahuddin Uno, Pilkada DKI tetap tak akan mudah diprediksi.
Apalagi, jika skenario ini terjadi, Pilkada DKI bukan hanya akan menjadi pertarungan pasangan calon saja, melainkan akan menjadi pertarungan reputasi dari figur-figur yang ada di belakang tiap kandidat.
Persis di sini, di tengah buruknya kinerja pemerintahan saat ini, saya kira Prabowo Subianto akan jadi juru kampanye dengan determinasi tinggi bagi pemilih Jakarta. Sebab bagaimanapun juga gubernur petahana memang merupakan representasi dari presiden yang saat ini berkuasa.
Semua itu merupakan sebab kenapa hingga hari ini Basuki dan tim pendukungnya masih akan terus berusaha untuk menarik dukungan PDI-P. Sesudah Gerindra mengumumkan calonnya, kita masih menunggu apakah PDI-P akan menggunakan tiket yang ada di tangannya, atau mengizinkan tiket itu dibeli oleh para calo.
Penulis : Tarli Nugroho
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn
0 Response to "PERTARUNGAN POLITIK JAKARTA MINGGU INI"
Post a Comment
Pembaca yang Bijak adalah Pembaca yang selalu Meninggalkan Komentarnya Setiap Kali Membaca Artikel. Diharapkan Komentarnya Yah.....