
Presiden Turki dikudeta? Nggak heran. Sejak era sekulerisme dicanangkan oleh Mustafa Attaturk, militer memang beberapa kali melakukan kudeta atas nama "mengembalikan Turki ke rel sekulerisme". Nasib Erdogan, bila kudeta ini "berhasil", bakal serupa Mursi di Mesir, dikudeta jenderalnya sendiri. Tapi, kabar terakhir, kudeta tidak didukung unsur terkuat militer Turki. Sehingga kudeta prematur yang dijalankan sebuah faksi militer dalam angkatan darat Turki bisa dipadamkan dalam hitungan jam. Kudeta Di Negara Turki.
Ngomong-ngomong soal kudeta, Thailand mencatatkan rekor. Ini negara yang paling sering dilanda kudeta. Kebanyakan memang kudeta putih alias tidak berdarah. Sebab, militer yang melakukan kudeta biasanya menerapkan darurat militer sementara, menyerahkan "hasil kudeta" ini kepada raja [si jenderal biasanya bersimpuh di hadapan raja atau hanya fotonya], dan membentuk pemerintahan transisi. Kudeta sensasional pada dasawarsa terakhir dilakukan jenderal muslim, Sonthi Soonyaratglin, panglima AD; terhadap Thaksin Sinawatra, 2006. Sonthi tidak berniat menggantikan Thaksin, hanya mengambil alih pemerintahan sementara hingga pemilu digelar. Bandul pilihan rakyat mengarah ke Abishit Vejjajiva. Alumni Cambridge ini hanya sebentar berkuasa. Dia ditekan militer melalui demonstrasi "rakyat" yang berkepanjangan. Perdana menteri cakep ini hanya berkuasa 2008-2011. Pemerintah kemudian menggelar pemilu. Hasilnya? Adik Thaksin Shinawatra, Yingluck Shinawatra, terpilih. Kekuasaan Yingluck tak bertahan lama. Ia mengalami nasib yang sama dengan kakaknya, dikudeta militer, Mei 2014, setelah krisis politik berbulan-bulan. Kini, di bawah kendali Niwattumrong Boonsongpaisan yang sementara ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Perdana Menteri, Thailand lumayan stabil.
2014 adalah kudeta terakhir di Thailand. Bisa dibilang, sejak reformasi konstitusi 1932, para serdadu malu malu kuda melakukan kudeta berdarah. Mereka masih sungkan pada raja sebagai simbol pemersatu rakyat. Selusin kudeta tak berdarah dalam sejarahnya adalah salah satu indikasinya.
Bagaimama dengan Indonesia? Kudeta pertama di bumi Nusantara dilakukan Ken Arok terhadap Tunggul Ametung. Setidaknya ini narasi yang disuguhkan Pramoedya Ananta Toer dalam novel historis, "Arok-Dedes". Era feodal Nusantara banyak terjadi kudeta berdarah. Pangeran Haji yang disokong VOC mengkudeta ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa, 1682. Kemudian, bumi Mataram bergejolak saat Raden Mas Garendi alias Sunan Kuning, menak berusia 12 tahun yang didukung kaum oposisi gabungan Tionghoa-Jawa, mengkudeta Pakubuwono II, 1742.
Ngomong-ngomong soal kudeta, Thailand mencatatkan rekor. Ini negara yang paling sering dilanda kudeta. Kebanyakan memang kudeta putih alias tidak berdarah. Sebab, militer yang melakukan kudeta biasanya menerapkan darurat militer sementara, menyerahkan "hasil kudeta" ini kepada raja [si jenderal biasanya bersimpuh di hadapan raja atau hanya fotonya], dan membentuk pemerintahan transisi. Kudeta sensasional pada dasawarsa terakhir dilakukan jenderal muslim, Sonthi Soonyaratglin, panglima AD; terhadap Thaksin Sinawatra, 2006. Sonthi tidak berniat menggantikan Thaksin, hanya mengambil alih pemerintahan sementara hingga pemilu digelar. Bandul pilihan rakyat mengarah ke Abishit Vejjajiva. Alumni Cambridge ini hanya sebentar berkuasa. Dia ditekan militer melalui demonstrasi "rakyat" yang berkepanjangan. Perdana menteri cakep ini hanya berkuasa 2008-2011. Pemerintah kemudian menggelar pemilu. Hasilnya? Adik Thaksin Shinawatra, Yingluck Shinawatra, terpilih. Kekuasaan Yingluck tak bertahan lama. Ia mengalami nasib yang sama dengan kakaknya, dikudeta militer, Mei 2014, setelah krisis politik berbulan-bulan. Kini, di bawah kendali Niwattumrong Boonsongpaisan yang sementara ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Perdana Menteri, Thailand lumayan stabil.
2014 adalah kudeta terakhir di Thailand. Bisa dibilang, sejak reformasi konstitusi 1932, para serdadu malu malu kuda melakukan kudeta berdarah. Mereka masih sungkan pada raja sebagai simbol pemersatu rakyat. Selusin kudeta tak berdarah dalam sejarahnya adalah salah satu indikasinya.
Bagaimama dengan Indonesia? Kudeta pertama di bumi Nusantara dilakukan Ken Arok terhadap Tunggul Ametung. Setidaknya ini narasi yang disuguhkan Pramoedya Ananta Toer dalam novel historis, "Arok-Dedes". Era feodal Nusantara banyak terjadi kudeta berdarah. Pangeran Haji yang disokong VOC mengkudeta ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa, 1682. Kemudian, bumi Mataram bergejolak saat Raden Mas Garendi alias Sunan Kuning, menak berusia 12 tahun yang didukung kaum oposisi gabungan Tionghoa-Jawa, mengkudeta Pakubuwono II, 1742.
Dalam fakta sejarah ratusan tahun kemudian, kudeta paling lihai dilakukan Pak Harto. Inilah yang disebut sebagai kudeta merangkak. Pelan namun pasti. Sebagai Panglima Kostrad, Pak Harto mendapatkan kesempatan dan peluang emas karena dalam semalam, 1 Oktober 1965, para seniornya terbunuh beruntun. Perlahan namun pasti, dia menggerakkan unsur-unsur di sekelilingnya untuk menunjang peluangnya menjadi RI-1. Untuk menggebuk PKI, dia memanfaatkan Sarwo Edhie, komandan RPKAD, junior kesayangan Jenderal A. Yani, memimpin operasi. Sekitar 500 ribu nyawa menjadi tumbal kekuasaan di awal pendirian Orde Baru.
Kekuasaan secara de facto sebenarnya pada peristiwa Supersemar, 11 Maret 1966. Setahun berikutnya, Maret 1967, Suharto menjadi pejabat presiden. Puncaknya, 1968, resmilah sang jenderal menjadi presiden. Peter Dale-Scott melihatnya sebagai kudeta tiga tahap. Gerakan 30 September yang merupakan "kudeta gadungan"; kedua, tindakan balasan yaitu pembunuhan terhadap anggota PKI secara massal; dan ketiga, pengikisan sisa-sisa kekuatan Bung Karno.
Demikian lihai dan halusnya kudeta yang dijalankan The Smiling General, CIA kemudian mengkloningnya saat membekingi kudeta di Chile. Dinas rahasia beken itu menamakan kudeta yang dilakukan Jenderal Augusto Pinochet terhadap presiden kiri Salvador Allende sebagai "The Jakarta Operation".
Kekuasaan secara de facto sebenarnya pada peristiwa Supersemar, 11 Maret 1966. Setahun berikutnya, Maret 1967, Suharto menjadi pejabat presiden. Puncaknya, 1968, resmilah sang jenderal menjadi presiden. Peter Dale-Scott melihatnya sebagai kudeta tiga tahap. Gerakan 30 September yang merupakan "kudeta gadungan"; kedua, tindakan balasan yaitu pembunuhan terhadap anggota PKI secara massal; dan ketiga, pengikisan sisa-sisa kekuatan Bung Karno.
Demikian lihai dan halusnya kudeta yang dijalankan The Smiling General, CIA kemudian mengkloningnya saat membekingi kudeta di Chile. Dinas rahasia beken itu menamakan kudeta yang dilakukan Jenderal Augusto Pinochet terhadap presiden kiri Salvador Allende sebagai "The Jakarta Operation".
Sumber: Rijal Mumazziq
0 Response to "Kudeta Di Negara Turki"
Poskan Komentar