Hikayat Kaisar Indonesia
12.5.16 politik, unik
Alkisah ada riwayat dari kitab "Al-Sumitro" yg mencoba memahami mengapa “cinta” sang kaisar kepada anak-anaknya sedemikian besarnya hingga begitu dimanjakan itu. Jawabannya adalah bahwa itu mungkin pengaruh psikologis dari masa kecil sang kaisar yang suram lho. Hikayat Kaisar Indonesia.

Sewaktu berusia sepuluh tahun, ia jadi rebutan antara orang tua angkatnya dengan ayah kandungnya. Makanya harus dimaklumi jika ia banyak memberi fasilitas kepada anak-anaknya karena ia tak ingin anak-anaknya menderita seperti dia. Apa pun anak-anaknya minta, akan diluluskan. Paham?
Hubungan keluarga kaisar dengan keluarga menantunya yg prajurit gagah tampan itu juga pasang surut. Bahkan si menantu ini punya hubungan yang dingin dan kadang tegang dengan para ipar semisal sebut saja inisialnya pangeran Bambang, putri Tutut, putri Mamiek, dan pangeran muda Tommy. Semua anak kaisar mendendam kesal kepada menantu ini. Cuma pangeran Sigit yang sedikit netral.
Agak sulitnya terjalin hubungan yang akrab ini bersumber dari perbedaan kultur di antara kedua keluarga. Sang Kaisar dari Yogyagakure dan isterinya berasal dari lingkungan kerat. “Kombinasi” ini tentu saja membentuk sebuah keluarga yang sangat kental warna Jawanya: amat feodal. Sebaliknya, keluarga Sang menantu sangat berbeda dalam tradisi yang terbuka, egaliter, sangat modern, hasil pendidikan barat, dan dalam banyak hal justru “tak paham” dengan tradisi Jawa. Isteri bapaknya alias ibunya berasal dari Minahasagakure yang lama hidup di Eropa, sedangkan bapaknya sendiri dibesarkan keluarganya di daerah Banyumasgakure yang memiliki tradisi “memberontak”.
Wajar bila sang menantu mewarisi sikap ayahnya yang kerap bersikap terbuka, bila tidak senang/tidak setuju terhadap sesuatu hal maka langsung mengemukakan rasa ketidaksenangannya itu.
Asal lu tau aja, si menantu ini amat prihatin menyangkut sepak terjang bisnis anak-anak sang kaisar. Ia pernah menentang pembelian tank dan pesawat lantaran mark-up nya mencapai empat kali lipat dari harga sebenarnya! Gila!
Si menantu dengan ketus menyebut perbuatan itu sebagai penjarahan! Sudah tentu, bagi kaisar yg berhati lembut sensitif dan bagi anak-anak beliyau komentar tajam semacam ini pastilah menyakitken tauk!. Pun tatkala seorang putri kaisar sangat mendominasi penyusunan anggota senat pada 1997, sang menantu juga bereaksi keras, “Mengapa orang-orang terbaik disingkirkan?”, weleh-weleh berani amat kritis, mantap!
Pokoknya, setiap kali berselisih paham dengan menantu bapak yg bandel susah diatur ini, putra-putri kaisar biasanya segera mengadu kepada ayahanda tercinta sang maharaja itu wkwkwk.
Puncaknya adalah peristiwa lengsernya Sang kaisar pada 1998. Keluarga kaisar marah besar mengapa si menantu ini membiarkan mahasiswa menduduki istana-istana penting di ibukota. Diusir, dicurigai bahwa itu disengaja oleh si menantu sebagai bagian dari konspirasi untuk menjatuhkan sang raja hahahaha, ter-la-luh.
Tak lama setelah itu, dia pun hijrah ke Yordania, bertapa, menghindari fitnah sekaligus meningkatkan sgala jutsu dan cakra lagi, uhuk.

Namun yg jelas di 1998, sgala kerusuhan, kejatuhan sang kaisar dengan tiga puluh tahunan masa kepemimpinan yg maha megah itu itu jalan ceritanya sangat rumit, pelik, dan masih misterius, tak bisa menuding satu pihak, ada banyak nama di sana, ada sang menantu dan pasukannya, ada Wiranto dan para banyak jendral penting yg malah terbang mencurigakan ke Malang, sementara ibukota yg dalam bahaya malah lengang, ada jendral hijau ada jendral merah, ada aktivis yg bawa bom yg entah itu bom punya sendiri atau punya agen rahasia James Bond, agen Nick Carter, misi rahasia Anbu atas suruhan Danzo, atau Deidara Akatsuki? Ada pihak-pihak yg tak senang ama kaisar baik yg sejak lama resmi sebagai musuh maupun yg dulunya berjasa tapi kemudian disingkirkan, atau lagi-lagi ada campur tangan kerajaan Amerika lagi? Inget, masa itu sang Kaisar sudah bukan lagi sbagai "hadiah terbesar" bagi Amerika lho. Sudah didemo sana-sini oleh rakyat sendiri itu mana bisa dipertahankan lagi? Ditambah dikarenakan karena sang kaisar sekeluarga sdh "muallaf", pergi haji, dengan umat Islam sudah mulai akrab, kayaknya udah tobat alhamdulillah, sudah kena pengaruh banyak genjutsu, yg bisa jadi pengaruh kuatnya adalah genjutsu oleh NU, Gus Dur dan Cak Nun. Juga misi musuh luar mengkafirisasi Indonesia melalui perwira-perwira militernya juga terlihat kandas, sebab sudah banyak yg menjadi ABRI Hijau ketimbang ABRI merah. Dan inget lagi, salah satu orang yg di garda terdepan menetralisir bahaya merahisasi pasukan ini (dengan melaporkannya pada kaisar, dan sang kaisar pun mendengarken dan mengambil tindaken) adalah si menantu kaisar tadi, camkan! Dan jangan nihilkan sosok legendaris sang raja intelijen; jendral LB Moerdani.
Sumber: Rusdian Malik.
loading...
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn
0 Response to "Hikayat Kaisar Indonesia"
Post a Comment
Pembaca yang Bijak adalah Pembaca yang selalu Meninggalkan Komentarnya Setiap Kali Membaca Artikel. Diharapkan Komentarnya Yah.....