Sifat Dengki Membutakan Hati
24.4.16 artikel islami, islam, kehidupan
Syaikh Muhammad As-Sinqithi memaparkan sebuah kisah nyata yang lucu akan tetapi sekaligus ironis. Beliau menceritakan bahwa ada seorang non muslim perantauan yang tinggal di kota Damaskus. Selama bertahun-tahun ia mencari nafkah dengan berjualan minyak tanah. Setelah lebih dari dua puluh tahun tinggal di kota Damaskus, diapun merasa bahwa sudah saatnya dia kembali ke negeri asalnya. Sifat Dengki Membutakan Hati.

Kemudian dia mendatangi sese¬orang yang terlihat sebagai ahli ibadah. Dia datang kepada orang tersebut dan kemudian berkata, “Wahai Tuan, sekarang ini usiaku sudah menginjak 60 tahun. Selama aku tinggal di negeri kalian, negeri Islam, aku sangat tertarik kepada ajaran Agama Islam. Apakah, jika aku masuk ke dalam agama Islam, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah aku perbuat selama ini?”
Orang yang ditanya itupun menjawab dan berkata, “Selama hidup enam puluh tahun ini engkau bergelimang di dalam kemaksiatan, dosa, dan berbagai kenistaan. Sekarang engkau ingin bebas dari semua dosa-dosa itu dan engkau ingin masuk ke dalam surga? Sulit... itu tidak akan mungkin... tidak akan ada jalan untuk selamat bagimu!”
Sampai di situ selesailah permasalahannya, dan orang non muslin itu pun mempercayainya. Kemudian dia kembali ke rumahnya dalam keadaan hati yang sedih dan berduka.
Setelah enam bulan berlalu dari kejadian tersebut, hasrat dan keinginan yang kuat untuk memeluk Agama Islam tidak juga luntur. Hatinya tetap kuat untuk menetapi jalan kebaikan, sehingga membawanya datang kepada seseorang yang bernama Syaikh Muhammad As-Sinqithi.

Diapun kemudian bertemu dengan Syaikh Muhammad As-Sinqithi dan bertanya kepada beliau, “Apakah orang seperti aku mungkin untuk masuk Agama Islam?”
Syaikh Muhammad As-Sinqithi menjawab, “Baiklah, sekarang kamu ucapkan dua kali¬mah syahadat!”
Non muslim pun bertanya lagi, “Apakah engkau yakin bahwa itu mung¬kin untukku?”
Syaikh Muhammad As-Sinqithi balik bertanya, “Relakah engkau Islam sebagai agama¬mu dan apakah kamu yakin terhadapnya?”
Non muslim langsung mejawab, “Iya”
Syaikh Muhammad As-Sinqithi pun berkata, “Sekarang, ucapkanlah dua kalimah syahadat dan sekali-kali engkau ragu.”
Non muslim itu pun kemudian mengucapkan dua kalimah syahadat dan menangis sesudahnya.
Syaikh Sinqithi pun bertanya, “Apa yang membuat engkau menangis?”
Orang itupun menjawab dan bercerita, “Dulu aku telah pergi kepada seorang syaikh, atau seorang yang penampilannya seperti seorang syaikh, tapi ia malah berkata kepadaku bahwa, ‘tidak ada jalan untuk selamat bagimu...’.”
Syaikh Sinqithi kembali bertanya, “Siapa dia?”
Dia pun menjawab, “Si Fulan dan dia tinggal di daerah anu...”
Selang beberapa waktu kemudian, Syaikh Sinqithi pun mengunjungi orang yang ditunjukkan oleh non muslim yang sudah masuk Islam tadi.
Setelah bertemu dengan orang yang dimaksud tersebut, beliau bertanya kepadanya, “Apakah benar beberapa bulan yang lalu ada seseorang yang datang kepadamu dan menyatakan bahwa ia hendak masuk Islam lalu engkau katakan kepadanya, ‘Sudahlah, tidak ada gunanya... engkau sudah berusia 60 tahun....’
Orang itu pun menjawab, “Benar.”
Syaikh Sinqithi kembali bertanya, “Bagaimana mungkin engkau mengatakan hal seperti itu kepadanya?”
Orang itu pun kembali menjawab, “Allah adalah Tempat meminta pertolongan. Selama enam puluh tahun Orang ini telah menghabiskan umurnya didalam keharaman, kemaksiatan, bergelimang dosa, bersenang-senang dengan perempuan serta semua yang dia inginkan dari dunia ini, lalu nantinya dia akan masuk surga bersama dengan kita?! Ini sebuah masalah yang besar... Dia akan masuk surga bersama dengan kita?!”
Demikianlah kisah yang disceritakan oleh Syaikh Sinqithi. Dalam kisah ini terdapat 3 permasalahan yang semuanya kembali kepada satu masalah, yakni DENGKI.
Masalah yang pertama yaitu, dia (si ahli ibadah) tidak menginginkan adanya nikmat bagi orang lain.
Masalah yang kedua, dia (si ahli ibadah) meyakini bahwa dirinya akan masuk surga. Ini adalah musibah yang kedua. Ujub telah menimbulkan sebuah kesombongan di dalam hatinya (Lihat kata-katanya: “Dia akan masuk surga bersama dengan kita?!). Apakah anda dapat menjamin bah-wa kita pasti masuk surganya Allah?
Masalah yang ketiga adalah sesuatu yang paling dalam. Dia (ahli ibadah) tersebut merasa sangat rugi karena dirinya terhalang dari perbuatan maksiat. “Bagaimana mungkin orang ini bisa saja tenggelam dalam maksiat sedangkan aku tidak dan kemudian dengan mudahnya diampuni?” oleh karena itu diapun marah, mengapa orang lain yang melakukan maksiat kemudian masuk Islam dan diampuni sedangkan dirinya tidak.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Tidak lain sebabnya adalah DENGKI.
Dikisahkan oleh Habib Ali Zainal Abidin Al Jufri.
Syaikh Muhammad As-Sinqithi menjawab, “Baiklah, sekarang kamu ucapkan dua kali¬mah syahadat!”
Non muslim pun bertanya lagi, “Apakah engkau yakin bahwa itu mung¬kin untukku?”
Syaikh Muhammad As-Sinqithi balik bertanya, “Relakah engkau Islam sebagai agama¬mu dan apakah kamu yakin terhadapnya?”
Non muslim langsung mejawab, “Iya”
Syaikh Muhammad As-Sinqithi pun berkata, “Sekarang, ucapkanlah dua kalimah syahadat dan sekali-kali engkau ragu.”
Non muslim itu pun kemudian mengucapkan dua kalimah syahadat dan menangis sesudahnya.
Syaikh Sinqithi pun bertanya, “Apa yang membuat engkau menangis?”
Orang itupun menjawab dan bercerita, “Dulu aku telah pergi kepada seorang syaikh, atau seorang yang penampilannya seperti seorang syaikh, tapi ia malah berkata kepadaku bahwa, ‘tidak ada jalan untuk selamat bagimu...’.”
Syaikh Sinqithi kembali bertanya, “Siapa dia?”
Dia pun menjawab, “Si Fulan dan dia tinggal di daerah anu...”
Selang beberapa waktu kemudian, Syaikh Sinqithi pun mengunjungi orang yang ditunjukkan oleh non muslim yang sudah masuk Islam tadi.
Setelah bertemu dengan orang yang dimaksud tersebut, beliau bertanya kepadanya, “Apakah benar beberapa bulan yang lalu ada seseorang yang datang kepadamu dan menyatakan bahwa ia hendak masuk Islam lalu engkau katakan kepadanya, ‘Sudahlah, tidak ada gunanya... engkau sudah berusia 60 tahun....’
Orang itu pun menjawab, “Benar.”
Syaikh Sinqithi kembali bertanya, “Bagaimana mungkin engkau mengatakan hal seperti itu kepadanya?”
Orang itu pun kembali menjawab, “Allah adalah Tempat meminta pertolongan. Selama enam puluh tahun Orang ini telah menghabiskan umurnya didalam keharaman, kemaksiatan, bergelimang dosa, bersenang-senang dengan perempuan serta semua yang dia inginkan dari dunia ini, lalu nantinya dia akan masuk surga bersama dengan kita?! Ini sebuah masalah yang besar... Dia akan masuk surga bersama dengan kita?!”
Demikianlah kisah yang disceritakan oleh Syaikh Sinqithi. Dalam kisah ini terdapat 3 permasalahan yang semuanya kembali kepada satu masalah, yakni DENGKI.
Masalah yang pertama yaitu, dia (si ahli ibadah) tidak menginginkan adanya nikmat bagi orang lain.
Masalah yang kedua, dia (si ahli ibadah) meyakini bahwa dirinya akan masuk surga. Ini adalah musibah yang kedua. Ujub telah menimbulkan sebuah kesombongan di dalam hatinya (Lihat kata-katanya: “Dia akan masuk surga bersama dengan kita?!). Apakah anda dapat menjamin bah-wa kita pasti masuk surganya Allah?
Masalah yang ketiga adalah sesuatu yang paling dalam. Dia (ahli ibadah) tersebut merasa sangat rugi karena dirinya terhalang dari perbuatan maksiat. “Bagaimana mungkin orang ini bisa saja tenggelam dalam maksiat sedangkan aku tidak dan kemudian dengan mudahnya diampuni?” oleh karena itu diapun marah, mengapa orang lain yang melakukan maksiat kemudian masuk Islam dan diampuni sedangkan dirinya tidak.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Tidak lain sebabnya adalah DENGKI.
Dikisahkan oleh Habib Ali Zainal Abidin Al Jufri.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn
0 Response to "Sifat Dengki Membutakan Hati"
Post a Comment
Pembaca yang Bijak adalah Pembaca yang selalu Meninggalkan Komentarnya Setiap Kali Membaca Artikel. Diharapkan Komentarnya Yah.....