Istri glamour atau sederhana ?
29.11.15 kehidupan, motivasi

Mempunyai seorang istri yang cantik dan wangi serta mengoda. Istri Berangkat kerja jam 8 pagi dan pulang jam 8 malam. Setiap minggu belanja di Mall, perawatan kesana kemari. Memang kita masih bisa menikmati kebersamaan dengan istri (Menikmati kecantikan dan wanginya istri) dari jam 8 malam sampai jam 12 malam, namun lamanya cuma 4 jam, dan sisanya tidur. Yang paling menikmati adalah teman-teman cowoknya sekantor, menikmati wangi dan kecantikan istri kita, Mau? Baca Juga: Lelaki sejati itu menghormati wanita

Tiap kali melihat chat istri di Smartphone nya isinya adalah PO sis, Order sis, Cek transfer sis, Warna apa aja sis, yang ini ada ga sis, ukuran berapa sis, Makasih sis barang sdh sampai. Dan berakhir di pojok kamar entah Tas atau sepatu branded serta Baju yg hanya dipakai sesekali. Mau ngingetin, ga enak karena dia belanja pake duit sendiri, Akhirnya Suamipun melarikan diri, entah menghibur diri di Karaoke bareng teman dengan tagline "Jangan Bilang Merdeka kalo Karaoke ga dibolehin istri". Sementara anak dirumah diurus Ibu atau Mertua yang tiap pagi dirusuhi dengan cucu sampai malam saat kita pulang kerja.
Hidup hanya sekali,
Sampai di rumah, seharusnya istri mengurus anak dan suami lebih menyibukkan diri mengurus jerawat dengan krim ratusan ribunya. Sementara Masing masing lebih banyak memuji masakan rumah makan ini itu daripada menikmati masakan rumah sendiri
Saat menjelang tidurpun, Komunikasi hilang karena jempol lebih memilih dunia lain. Entah alasan pekerjaan atau lain lagi. "mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat".
Bahkan saat berhubungan suami istri, Mungkin kita sibuk membayangkan wajah atau tubuh orang lain yang lebih sering hinggap dipikiran kita. "sungguh terlalu".
Lebih banyak bercanda dengan teman teman se klub mobil ataupun teman setongkrongan dicoffeshop daripada nemenin anak tidur dirumah.

Coba kalian balik hidup kalian, coba kalian tukar hidup kalian,
Memiliki istri dengan pendidikan tinggi tetapi rela hanya menjadi guru, pembantu, tukang cuci, tukang setrika, juru masak tukang bersih bersih dan baby sitter, walaupun dia mampu menjadi manager dikantor multinasional tanpa Gaji.
Memiliki istri yang ketika melihat Jam tangan cantik ataupun tas branded, hanya membalas chat dengan "tas nya bagus sis, nanti saya bilang suami dulu" dan nyatanya mereka ga pernah bilang pada suami bahwa dia ingin barang itu.
Memiliki istri saat melihat baju bagus hanya puas dengan mengelusnya dan membolak balik label harga seraya bilang, ayah bagus ya..sayang mahal dan gak diskon, sayang duit segitu kalo hanya buat baju, nunggu diskon aja dech.
Memiliki istri yang tidak mementingkan body, rela pantat dan payudara kendur karena lebih mementingkan anak dan suami.
Hingga kita para suami sadar, bahwa seberapapun banyaknya gaji yang didapatkan, tidak akan mampu membayar pengabdian istri seperti itu.
Hingga kita sadar bahwa acara makan diluar tidaklah lebih enak daripada masakan istri yang dari sore disiapkan dengan kepayahan karena mengasuh anak dan memasak bersamaan.
Saya suami takut istri, karena mungkin tidak akan mampu hidup sendiri.
Memiliki istri dengan pendidikan tinggi tetapi rela hanya menjadi guru, pembantu, tukang cuci, tukang setrika, juru masak tukang bersih bersih dan baby sitter, walaupun dia mampu menjadi manager dikantor multinasional tanpa Gaji.
Memiliki istri yang ketika melihat Jam tangan cantik ataupun tas branded, hanya membalas chat dengan "tas nya bagus sis, nanti saya bilang suami dulu" dan nyatanya mereka ga pernah bilang pada suami bahwa dia ingin barang itu.
Memiliki istri saat melihat baju bagus hanya puas dengan mengelusnya dan membolak balik label harga seraya bilang, ayah bagus ya..sayang mahal dan gak diskon, sayang duit segitu kalo hanya buat baju, nunggu diskon aja dech.
Memiliki istri yang tidak mementingkan body, rela pantat dan payudara kendur karena lebih mementingkan anak dan suami.
Hingga kita para suami sadar, bahwa seberapapun banyaknya gaji yang didapatkan, tidak akan mampu membayar pengabdian istri seperti itu.
Hingga kita sadar bahwa acara makan diluar tidaklah lebih enak daripada masakan istri yang dari sore disiapkan dengan kepayahan karena mengasuh anak dan memasak bersamaan.
Saya suami takut istri, karena mungkin tidak akan mampu hidup sendiri.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn
0 Response to "Istri glamour atau sederhana ?"
Post a Comment
Pembaca yang Bijak adalah Pembaca yang selalu Meninggalkan Komentarnya Setiap Kali Membaca Artikel. Diharapkan Komentarnya Yah.....